Desa Tenjolaya, 10 Desember 2025 — Upaya peningkatan kesiapsiagaan masyarakat terhadap potensi bencana semakin diperkuat melalui Pelatihan Mitigasi Bencana yang digelar Pemerintah Desa Tenjolaya bekerja sama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dan relawan P2BK. Kegiatan ini diikuti oleh 50 peserta dari berbagai unsur masyarakat, baik perangkat desa, tokoh lingkungan, kader siaga, hingga perwakilan pemuda.
Acara yang berlangsung sehari penuh tersebut menghadirkan berbagai narasumber kompeten, termasuk unsur kecamatan, aparat keamanan, serta perangkat desa. Pelatihan ini menjadi momentum penting bagi masyarakat untuk memahami langkah-langkah strategis dalam menghadapi potensi bencana seperti banjir, longsor, maupun kebakaran permukiman yang sering menjadi ancaman di wilayah sekitar.
Kepala Desa Tenjolaya, Amat Hidayat, dalam sambutannya menegaskan bahwa mitigasi bencana harus dipahami sebagai kebutuhan dasar masyarakat, bukan sekadar kegiatan seremonial.
“Saya ingin seluruh warga betul-betul memahami bahwa kesiapsiagaan adalah tanggung jawab bersama. Pelatihan ini bukan hanya untuk menambah wawasan, tetapi juga untuk melatih kecepatan kita bertindak saat bencana terjadi,” ujar Amat Hidayat.
Ia juga menambahkan bahwa pemerintah desa berkomitmen untuk memperkuat sistem peringatan dini dan memperbanyak kegiatan pelatihan serupa tiap tahun.
Sebagai narasumber utama, tim dari BPBD memaparkan materi mengenai identifikasi potensi bencana, langkah-langkah preventif, serta prosedur standar keselamatan. Mereka menekankan bahwa masyarakat berada di garis depan dalam penanganan bencana.
“Keselamatan warga sangat ditentukan oleh kesiapan komunitas. Kesiapan itu hanya bisa dibangun melalui edukasi dan latihan berulang,” terang perwakilan BPBD dalam sesi penyampaian materi.
Sementara itu, dari unsur relawan P2BK, pelatih memberikan simulasi evakuasi dan teknik penyelamatan dasar yang dapat dilakukan sebelum tim profesional datang ke lokasi.
“Kami ingin masyarakat bisa bertindak cepat namun tetap aman. Beberapa menit pertama saat bencana adalah waktu emas yang menentukan banyak hal,” ungkap perwakilan P2BK.
Unsur Kecamatan Cicurug yang hadir, Dedi Yuda, menilai bahwa pelatihan ini bukan sekadar kegiatan lokal, namun memiliki dampak strategis bagi peningkatan resiliensi wilayah.
“Kami sangat mengapresiasi langkah desa menyelenggarakan kegiatan ini. Mitigasi bencana memerlukan kolaborasi semua lembaga, mulai dari desa, kecamatan, hingga kabupaten,” ujar Dedi Yuda.
Ia menegaskan kesiapan pihak kecamatan dalam mendukung penguatan kapasitas masyarakat dan berharap pelatihan ini dapat terus berlanjut.
Turut hadir Bhabinkamtibmas Asep Hartono, yang menyampaikan pentingnya menjaga ketertiban dan ketenangan saat bencana terjadi.
“Kepanikan bisa memperburuk keadaan. Karena itu, pelatihan seperti ini penting agar warga tahu apa yang harus dilakukan, ke mana harus bergerak, dan bagaimana berkoordinasi dengan pihak keamanan,” kata Asep Hartono.
Ia juga menambahkan bahwa Polri siap membantu desa dalam peningkatan keamanan dan respons bencana.
Salah satu peserta, Erifal, mengaku sangat terbantu dengan pelatihan ini. Menurutnya, selama ini masyarakat banyak mengetahui tentang bencana hanya dari berita, namun belum memahami langkah teknis penanganannya.
“Saya jadi lebih paham bagaimana mengevakuasi keluarga, membuat titik kumpul, dan bersikap saat situasi darurat. Saya berharap kegiatan seperti ini lebih sering diadakan,” ungkap Erifal.
Para peserta mengikuti seluruh rangkaian kegiatan, termasuk praktik pemadaman api sederhana, simulasi evakuasi korban, hingga penyusunan rencana tanggap darurat tingkat RT.
Di akhir kegiatan, Pemerintah Desa Tenjolaya menyampaikan rencana pembentukan Tim Siaga Bencana Desa (TSBD) yang akan berfungsi sebagai garda terdepan dalam penanganan cepat di wilayah desa. Tim ini akan bekerja sama dengan BPBD, P2BK, kecamatan, Babinsa, dan Bhabinkamtibmas.
Acara ditutup dengan foto bersama seluruh peserta dan narasumber, menandai komitmen bersama untuk membangun desa yang lebih siap menghadapi bencana.

