Tenjolaya, 11 Desember 2025 — Pemerintah Desa Tenjolaya menyelenggarakan kegiatan Pelatihan Pemulasaraan Jenazah yang berlangsung pada pukul 08.00 hingga 14.00 WIB, diikuti oleh 30 peserta dari berbagai unsur masyarakat. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pemahaman dan keterampilan dasar kepada warga mengenai tata cara pengurusan jenazah yang sesuai dengan syariat, mulai dari pembacaan doa sebelum proses pemandian, praktik memandikan jenazah, hingga tata cara mengkafani.
Kegiatan menghadirkan narasumber dari Majelis Ulama Indonesia tingkat desa maupun kecamatan, yakni Abdul Aziz dari MUI Desa, KH. Moch Endang Sanaaul Ahza dari MUI Kecamatan Cicurug, serta tokoh agama KH. Didi H, yang masing-masing memberikan penjelasan komprehensif beserta praktik langsung kepada peserta. Pelatihan berjalan dengan suasana penuh keseriusan dan kekhusyukan, mengingat materi yang dibahas adalah bagian dari kewajiban fardu kifayah yang harus dikuasai oleh masyarakat demi keberlangsungan pelayanan sosial keagamaan di lingkungan desa.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Tenjolaya Amat Hidayat menyampaikan penghargaan kepada seluruh narasumber serta peserta yang telah meluangkan waktu mengikuti kegiatan penting ini. Ia menegaskan bahwa pemulasaraan jenazah bukan hanya sekadar keterampilan, tetapi merupakan wujud kepedulian sosial yang tinggi.
“Kita ingin masyarakat Tenjolaya mampu saling membantu dalam hal apa pun, termasuk ketika ada warga yang meninggal dunia. Kegiatan ini sangat penting agar kita tidak hanya paham teori, tetapi juga siap menjalankannya dengan benar sesuai tuntunan agama,” ujar Amat Hidayat.
Selain memberikan sambutan, Kepala Desa Tenjolaya, Amat Hidayat, juga turut mengikuti langsung praktik pemulasaraan bersama peserta lainnya. Ia ikut dalam sesi simulasi memandikan dan mengkafani jenazah, sebagai bentuk keteladanan bagi warga.
“Saya tidak hanya mengajak warga untuk belajar, tetapi juga ingin ikut merasakan langsung prosesnya. Ini kewajiban bersama, dan saya ingin memberi contoh bahwa pemulasaraan adalah amanah yang harus kita pahami dan jalankan bersama,” ujar Amat Hidayat.
Pelatihan dibuka dengan sesi pembacaan doa sebelum pemandian jenazah, dipandu oleh Abdul Aziz dari MUI Tingkat Desa. Ia memberikan penjelasan mengenai adab dan niat dalam proses pemulasaraan. Menurutnya, doa menjadi langkah awal untuk memuliakan jenazah sebelum dilakukan tindakan pemandian.
“Setiap tahap pemulasaraan harus dilakukan dengan penuh hormat dan kelembutan. Doa adalah cara kita mengantar saudara kita dengan ketenangan,” ungkap Abdul Aziz.
Setelah itu, para peserta mengikuti praktik cara memandikan jenazah, yang menjadi bagian paling penting dalam proses pembelajaran. Narasumber MUI Kecamatan, KH. Moch Endang Sanaaul Ahza, menekankan bahwa masyarakat harus memahami syarat, rukun, serta tata cara yang benar agar tidak menyalahi ketentuan syariat.
“Memandikan jenazah bukan pekerjaan yang sekadar teknis, tetapi ibadah yang membutuhkan ilmu. Ketika dilakukan dengan benar, maka itu menjadi amal yang sangat besar pahalanya,” tutur KH. Moch Endang.
Selanjutnya pembinaan dilanjutkan oleh tokoh agama KH. Didi H, yang memimpin sesi pengkafanan jenazah. Ia menjelaskan langkah-langkah pengkafanan yang sesuai sunnah serta memperagakan cara melipat kain kafan dengan rapi dan penuh kehormatan.
“Tujuan pengkafanan adalah memuliakan jenazah. Karena itu, setiap lipatan harus dilakukan dengan hati-hati dan tidak tergesa-gesa,” kata KH. Didi H.
Kegiatan tersebut juga dihadiri oleh Bhabinkamtibmas Desa Tenjolaya, Asep Hartono, yang memberikan dukungan terhadap terlaksananya pelatihan ini. Ia menilai kegiatan seperti ini sangat bermanfaat bagi masyarakat, terutama ketika terjadi situasi darurat atau kematian mendadak.
“Kami di kepolisian sangat menghargai kegiatan sosial keagamaan seperti ini. Ketika masyarakat memiliki kemampuan pemulasaraan, maka penanganan di lapangan akan lebih cepat, tertib, dan penuh penghormatan,” ujar Asep Hartono.
Dari unsur kecamatan, hadir Aji Saptaji yang mewakili Camat Cicurug. Ia memberikan apresiasi tinggi kepada Pemerintah Desa Tenjolaya atas inisiatifnya menggelar pelatihan yang sangat dibutuhkan masyarakat. Ia menegaskan bahwa kecamatan selalu mendukung kegiatan pemberdayaan dan peningkatan kapasitas warga.
“Pelatihan seperti ini menunjukkan bahwa desa memiliki kepedulian besar terhadap pelayanan keagamaan bagi warganya. Kami dari kecamatan sangat mendukung dan berharap kegiatan seperti ini terus berlanjut setiap tahun,” ucap Aji Saptaji.
Selain perangkat desa yang turut hadir dan membantu jalannya kegiatan, para peserta mengikuti seluruh rangkaian dengan penuh antusias. Salah satu peserta, Ikbal Ramdan, mengaku mendapatkan banyak ilmu baru terkait teknik pemulasaraan yang selama ini hanya ia ketahui secara umum.
“Saya sangat bersyukur bisa ikut. Ternyata prosesnya tidak sesederhana yang saya bayangkan, dan banyak aturan agama yang harus diperhatikan. Ini pengalaman yang sangat berharga,” kata Ikbal Ramdan.
Pelatihan yang berlangsung hingga pukul 14.00 tersebut ditutup dengan diskusi tanya jawab, ramah tamah, dan foto bersama. Pemerintah Desa Tenjolaya berharap kegiatan ini dapat meningkatkan kemampuan warga dalam memberikan layanan sosial keagamaan secara mandiri. Dengan pelatihan ini, masyarakat diharapkan dapat lebih siap dan sigap ketika diminta membantu pemulasaraan jenazah di lingkungannya masing-masing.
Di penghujung kegiatan, panitia juga mengumumkan bahwa seluruh materi pelatihan pemulasaraan jenazah dapat diunduh oleh peserta maupun masyarakat umum melalui tautan berikut dan disediakan oleh Pemerintah Desa Tenjolaya. Hal ini dilakukan agar seluruh warga dapat mempelajari kembali materi secara mandiri dan memiliki pedoman tertulis yang bisa digunakan kapan saja saat dibutuhkan.
download dibawah ini:
⇓⇓










